Kukar, Sintesanews.id – Pada Rabu (23/2/2022), Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid berkunjung dan bersilaturahmi ke beberapa tempat di Kalimantan Timur (Kaltim), salah satu di Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Kedatangannya ke Tenggarong untuk bersilaturahmi dengan Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martadipura. Tujuannya, membangun harmonisasi bangsa serta memastikan ketahanan nasional calon Ibu Kota Negara (IKN) terkait ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, ketahanan dan keamanan.
“Sehingga kepindahan ibu kota negara ini diharapkan berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan,” sebutnya.
Ahmad menilai Kaltim adalah daerah yang cukup kondusif. Pada umumnya, masyarakatnya memiliki keberagaman dan toleransi yang tinggi terhadap suku, agama, dan ras.
Sebagian besar masyarakat Kaltim, sambung dia, sangat terbuka dengan perbedaan, mencintai Pancasila sebagai ideologi negara, tidak anti budaya dan kearifan lokal, serta tak membenci pemerintah.
“Indikator itulah yang kami simpulkan bahwa masyarakat Kalimantan Timur secara umum minim indeks potensi radikalisme,” terangnya.
Dalam rangka membangun perdamaian dan kontra radikalisasi, ia menyebutkan bahwa BNPT memiliki program yang disebut pentahelix strategy.
Pelaksanaan program ini melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, komunitas, akademisi, pengusaha dan media. Ia juga menyebut bahwa BNPT bekerja sama dengan pegiat media seperti influencer hingga Menkominfo dalam menjalankan program tersebut.
Kata dia, peran media sangat penting dalam memerangi paham radikalisme. Pasalnya, sebagian besar mereka yang terpapar paham tersebut belajar media massa seperti cetak, media sosial, serta media daring. “Sehingga kerja sama dengan media sangat penting,” tuturnya.
Pihaknya juga mengajak masyarakat Kaltim sebagai “pemilik daerah” yang telah ditetapkan sebagai calon IKN agar tetap solid dan bersatu dalam membangun perdamaian dan harmonisasi bangsa.
Ia mengajak masyarakat Kaltim menjaga toleransi, mengedepankan akhlakul karimah, serta konsisten terhadap empat konsensus nasional: Pancasila, Bineka Tunggal Ika, UUD 45 dan NKRI. “Pancasila dan NKRI harga mati,” tutupnya. (*)
Penulis: Mursid Mubarak