Home » Pendidikan » Sekolah » Pak Ribut Jadi Sorotan Warganet karena Jelaskan Kaum Sodom kepada Murid SD di Lumajang

Pak Ribut Jadi Sorotan Warganet karena Jelaskan Kaum Sodom kepada Murid SD di Lumajang

Jumat,25 Maret 2022 01:51WIB

Bagikan : Array

Lumajang, sintesanews.id – Seorang guru di Lumajang, Ribut Santoso, viral di media sosial. Dalam video itu, Pak Ribut, sapaan akrabnya, berinteraksi dengan muridnya. Ia menjelaskan tentang Kaum Sodom Nabi Luth kepada siswanya.

“Jadi begini ceritanya, selain guru saya itu juga penari latar dan punya usaha persewaan kostum tari. Begitu pandemi, saya tidak bisa berkarya, usaha saya sepi. Kebetulan saya itu iseng-iseng mengunggah video siswa di sekolah saya. Karena mereka di video itu lucu-lucu tingkahnya, setelah saya upload kok tiba-tiba viral,” ujarnya, Jumat (25/3/2022).

Ribut mengaku aktif mengunggah konten video di YouTube sejak 7 bulan lalu. Sedangkan di TikTok, dia mengaku baru membuka akun dan mulai aktif mengunggah beragam konten video sejak 5 bulan yang lalu atau sekitar Oktober 2021.

Sebelum video penjelasan Kaum Sodom itu viral dan mengundang banyak komentar pro-kontra netizen TikTok, sejumlah video di akun pribadinya R_DancerManagement juga cukup ramai ditonton. Karena itulah dia terus membuat konten serupa. Dia memastikan, proses pengambilan video itu selalu dilakukan di luar jam pelajaran.

“Kalau motivasi saya, karena saya ini usaha dan juga guru, ya saya ingin menjadi orang yang sukses. Menjadi orang yang dipanut dan menjadi contoh orang lain kesuksesannya. Terus ingin membanggakan keluarga, kedua orang tua, juga membanggakan orang-orang di sekeliling saya, juga anak didik saya di sekolah. Begitu,” katanya.

Selain seorang pengajar kontrak atau guru tidak tetap di SD Negeri Pagowan 01, Pasrujambe, Lumajang, jauh sebelum itu Ribut adalah seorang penari. Baik tari tradisional maupun tari modern. Karena itulah dia juga mendirikan usaha persewaan kostum tari sejak 22 tahun silam. Sampai akhirnya usaha sekaligus aktivitasnya sebagai penari terdampak pandemi.

Sedangkan sebagai seorang guru kelas di sekolah dasar, Ribut mengaku sudah mengabdi selama 19 tahun. Di SDN Pagowan 01 Pasrujambe itu sendiri dia sudah mengajar sebagai guru kelas selama 15 tahun. Mengajar anak-anak juga merupakan bidang yang dia geluti sejak menempuh pendidikan tinggi. Pasalnya, dia adalah lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Tidak hanya di SDN Pagowan 01, dia juga mengajar di sekolah lain. Baik di tingkat Taman Kanak-kanak (TK), di Madrasah, juga di Sekolah Menengah Pertama. Tapi bukan sebagai guru kelas, di jenjang pendidikan lainnya itu dia mengajar kegiatan ekstra kurikuler tari.

“Itu juga motivasi saya. Kalau misalkan dari video yang saya unggah itu tiba-tiba viral, kan bisa buat nambah-nambah rezeki saya sebagai guru GTT. Karena kan menjadi guru honorer itu gajinya minim banget,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Agus Salim menegaskan, guru aktif di media sosial itu tidak dilarang. Menurutnya, hal itu adalah hak dari masing-masing guru. Apalagi kalau itu dilakukan oleh seorang guru tidak tetap untuk menambah penghasilan.

“Di medsos bisa mendapatkan penghasilan tambahan itu sah-sah saja. Itu hak mereka. Yang kami soal bukan itu, tapi siapa pun harus hati-hati mengunggah sesuatu di medsos. Karena sekarang kan ada Undang-Undang ITE. Selama tidak menyinggung masyarakat enggak ada masalah. Kalau saya lihat ini malah jadi guyonan. Dari sisi konten menurut saya tidak menyalahi,” ujarnya.

Agus mengaku sudah melihat utuh video TikTok asli yang diunggah oleh Ribut. Menurutnya dalam hal mengajar seperti terlihat di video itu, apa yang disampaikan Ribut sudah benar. Apalagi pembahasan tentang Kaum Sodom Nabi Luth itu adalah materi pelajaran Agama Islam yang harus disampaikan apa adanya.

“Nabi Luth memang punya kaum yang namanya Kaum Sodom. Ya, benar. Dia (Ribut) tanya apa kaum sodom itu? Lalu dijawab anak-anak. Ketika (video itu) dipotong-potong, itu yang akhirnya jadi masalah,” ujar Agus.

Menurutnya, materi tentang Kaum Sodom itu merupakan bagian dari mata pelajaran Agama Islam yang diujikan dalam ujian atau Penilaian Tengah Semester (PTS). Pelajaran Agama Islam yang berkaitan dengan sejarah itu, kata Agus, memang sudah seharusnya disampaikan apa adanya.

“Kalau melihat video yang itu, yang disampaikan memang materi pelajaran Agama Islam, bukan pengenalan tentang seksual. Karena kalau untuk pendidikan khusus atau sexual education itu belum ada. Saya kira memang belum saatnya untuk anak-anak itu, karena penerjemahannya bisa bermacam-macam,” ujarnya.

Agus memang sempat memanggil Ribut ke kantornya. Tapi dia tidak memberikan sanksi apa pun. Dia hanya mengklarifikasi video yang viral itu. Setelah tahu bagaimana duduk perkara sebenarnya, dia mengingatkan kepada Ribut agar lebih berhati-hati lagi mengunggah konten-konten yang sensitif, yang bisa menyinggung masyarakat.

Kepala Dispendik Lumajang itu memanggil Ribut karena ada pengaduan masyarakat tentang video Pak Ribut. Warga itu mempertanyakan apakah pendidikan seksual kepada anak-anak usia SD yang dilakukan Ribut itu sudah benar. Agus pun mengklarifikasi, apa yang disampaikan Pak Ribut bukanlah pendidikan seksual, melainkan bagian dari materi Pendidikan Agama Islam. (detikcom)

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI