Home » Politik » Nasional » Berbeda dengan Yahya Cholil Staquf, Mayoritas Warga NU Ingin Pemilu Tetap Diselenggarakan Tahun 2024

Berbeda dengan Yahya Cholil Staquf, Mayoritas Warga NU Ingin Pemilu Tetap Diselenggarakan Tahun 2024

Sabtu,5 Maret 2022 10:17WIB

Bagikan :

Jakarta, sintesanews.id – Mayoritas warga Nahdatul Ulama (NU) ingin Pemilihan Umum (Pemilu) tetap diselenggarakan pada 2024. Meskipun, Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf menyebut penundaan Pemilu 2024 masuk akal.

Hal itu diketahuinya dari hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 25 Februari-1 Maret 2022.

“Sekarang coba kita cek basis masa masing-masing. Orang yang berasa dekat dengan NU-nya, meskipun Ketua PBNU-nya merasa bahwa penundaan pemilu masuk akal, 71,3 persen warga NU mengatakan pemilu tetap harus diadakan 2024,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam diskusi daring, Sabtu (5/3/2022).

Penolakan penundaan Pemilu, kata Burhan, datang juga dari warga Muhammadiyah. Dari hasil surveinya, sebanyak 80,7 persen warga Muhammadiyah ingin pemilu tetap diselenggarakan pada 2024 mendatang.

Menurutnya, dengan hasil survei itu, publik patut mempertanyakan sikap para elit. Sebab, mayoritas dari dua ormas tersebut menolak penundaan Pemilu.

“Jadi, sebenarnya kita berhak untuk menanyakan para elit yang menyuarakan penundaan itu sedang menyuarakan siapa,” kata dia.

Diketahui, wacana penundaan Pemilu 2024 kembali mencuat usai Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyampaikan usulan tersebut beberapa waktu lalu. Dia mengaku sudah berkeliling Indonesia dan menyerap aspirasi dari masyarakat.

Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf, menilai usulan menunda Pemilu 2024 masuk akal. Namun, ia meminta diadakan dialog terkait usulan penundaan Pemilu 2024 mengingat beragam persoalan yang dihadapi Indonesia. (cnnindonesia)

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI

cb69ca3e-61d6-4002-8894-a924a9d8e08a

TEKNOLOGI

TERPOPULER

HIBURAN

bannera

POLITIK