SINTESANEWS.ID – Angka Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami lonjakan pada tahun 2024. Berdasarkan data terbaru, IKG Kaltim tercatat sebesar 0,441, naik 0,027 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini dinilai sebagai sinyal buruk bagi upaya kesetaraan gender di daerah tersebut.
Kondisi ini memicu keprihatinan dari anggota Komisi II DPRD Kaltim, Shemmy Permata Sari.
Ia menilai peningkatan IKG sebagai bukti kemunduran dalam pencapaian hak-hak perempuan di berbagai sektor.
Menurutnya, tren ini harus menjadi alarm bagi semua pihak agar segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan kesetaraan yang selama ini berjalan.
“Kenaikan angka IKG ini menjadi indikasi bahwa kesetaraan gender kita malah menurun. Ini adalah fenomena yang harus segera kita perbaiki,” ujar Shemmy kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).
Ia menekankan bahwa indikator IKG tidak hanya berbicara soal jumlah, tetapi mencerminkan kualitas keterlibatan perempuan dalam pembangunan daerah.
Shemmy mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah faktor utama yang menyumbang tingginya ketimpangan gender di Kaltim.
Di antaranya adalah rendahnya pemberdayaan perempuan, minimnya keterwakilan perempuan dalam lembaga pemerintahan, pernikahan usia dini, hingga keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi.
Ia juga menyoroti bahwa perempuan masih belum mendapat porsi yang proporsional dalam pengambilan keputusan, baik di ruang publik maupun domestik.
“Semua faktor ini sangat memengaruhi, karena jika perempuan tidak memiliki akses yang setara di berbagai sektor, baik ekonomi, politik, maupun sosial, maka ketimpangan gender tidak akan teratasi,” tegasnya.
Dari sisi legislatif, Shemmy menyatakan bahwa ia berkomitmen untuk memperjuangkan kebijakan yang lebih berpihak pada pemberdayaan perempuan.
Ia juga mendorong adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam mendorong partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan.
“Kami sebagai wakil rakyat perempuan punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa perempuan-perempuan di Kaltim dapat berkontribusi lebih besar, memiliki peran strategis, dan diberdayakan lebih maksimal,” ucap politisi perempuan tersebut. (Adv)