Kukar, sintesanews.id – Wakil Ketua Bidang Sosial, Politik, dan Budaya Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Suaeb menanggapi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax.
Suaeb mengatakan, selama dua tahun ini Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Karena itu, mestinya pemerintah memahami masalah perekonomian rakyat.
“Masyarakat terus menjadi korban dari setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat,” katanya, Sabtu (2/4/2022).
Ia menjelaskan, belum lama ini masyarakat menghadapi masalah kelangkaan minyak goreng. Hal ini membuat masyarakat harus mengantre untuk mendapatkan minyak goreng.
Dalam kondisi demikian, Suaeb menyayangkan pemerintah yang justru menaikkan harga pertamax di tengah krisis yang melanda masyarakat dari berbagai bidang.
“Apa dampak yang terjadi ketika kebijakan ini diambil, perlu kajian yang matang,” tegasnya.
Dia juga menyinggung soal kelangkaan stok pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
“Kan lucu pemerintah ini. Pertamax dinaikkan harganya, tetapi pertalite dan premium malah mengalami kekosongan di SPBU,” imbuhnya.
Ia berharap pemerintah agar tidak mempermainkan rakyat.
Kata dia, BBM sangat penting untuk mobilitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
“Jadi, pemerintah harus bisa mempertimbangkan kembali,” harapnya.
PT Pertamina resmi menaikkan harga BBM jenis pertamax menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter dari sebelumnya sekitar Rp 9.000-Rp 9.400 per liter. Kenaikan ini mulai berlaku pada 1 April 2022. (*)
Penulis: Halimatu