SINTESANEWS.ID – Di balik gemuruh pembangunan dan perubahan zaman, suara-suara kecil dari tepian sungai, pesisir, hingga pelosok kampung terus menggema. Suara yang menyuarakan keresahan tentang kerusakan lingkungan, pencemaran, hingga potensi konflik sosial. Mendengar itu semua, Komisi I DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) memilih untuk tidak tinggal diam.
Agustinus Sudarsono, Ketua Komisi I DPRD Kukar, menjadi salah satu tokoh yang getol menyuarakan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan. Baginya, isu lingkungan bukan sekadar data dan laporan, tapi tentang kehidupan nyata masyarakat yang bergantung pada alam.
“Kami tidak ingin isu lingkungan ini hanya jadi wacana. Tindakan nyata harus dilakukan agar kualitas hidup masyarakat tetap terjaga,” ungkapnya, Senin (19/5/2025).
Komisi I, di bawah kepemimpinannya, terus memperkuat koordinasi dengan masyarakat sebagai ujung tombak pemantauan di lapangan. Bagi Agustinus, suara masyarakat adalah alarm pertama yang harus didengar saat terjadi kerusakan lingkungan.
“Kami mengajak warga di setiap wilayah untuk terus berkoordinasi jika menemukan masalah yang berdampak sosial,” tuturnya.
Kehadiran Komisi I bukan hanya sebagai lembaga pengawas, tapi juga sebagai jembatan mediasi. Mereka aktif memfasilitasi komunikasi antara masyarakat, perusahaan, dan pemerintah saat muncul persoalan, agar tidak berkembang menjadi konflik horizontal.
Salah satu contoh nyata adalah kasus pencemaran di pesisir Kukar yang berdampak pada keberlangsungan hidup kerang dara—sumber penghidupan bagi banyak warga pesisir. Komisi I turun langsung memantau perkembangan dan terus mengawal penyelesaiannya.
“Kasus tersebut masih dalam proses, dan kami pastikan tidak akan berhenti sampai masyarakat mendapatkan keadilan,” ucap Agustinus dengan nada tegas.
Laporan-laporan dari berbagai penjuru Kukar, mulai dari hutan yang rusak, aliran sungai yang tercemar, hingga udara yang mulai terasa asing, terus masuk ke meja Komisi I. Tak satu pun diabaikan.
Untuk itu, sinergi dengan instansi teknis dan pemerintah daerah terus ditingkatkan. Tujuannya satu: memastikan setiap keluhan masyarakat ditangani dengan cepat, akurat, dan berkeadilan.
Bagi Agustinus, pelibatan masyarakat adalah kunci. Ia percaya bahwa jika masyarakat diberi ruang dan kepercayaan, mereka akan menjadi penjaga alam yang paling setia.
“Kami akan terus mengawal dan membantu. Tapi semua itu tak akan berarti tanpa partisipasi aktif masyarakat,” katanya. (Adv/fi)
