Home » Ekonomi » Bisnis » Ingin Sukses Berwirausaha? Jack Ma: Belajarlah dari Kesalahan!

Ingin Sukses Berwirausaha? Jack Ma: Belajarlah dari Kesalahan!

Sabtu,21 Mei 2022 01:46WIB

Bagikan :
Founder & Executive Chairman Alibaba Group, Jack Ma. (Okezone)

Kukar, beritaalternatif.com – Founder & Executive Chairman Alibaba Group Jack Ma berbicara tentang kiat di balik kesuksesan perusahaan yang kini telah menjadi “raksasa dunia” tersebut.

Ia menguraikan berbagai kegagalan dan kesalahan yang dibuat timnya selama membangun perusahaan yang berpusat di China itu.

Ma mensyukuri semua kesalahan dan penolakan yang pernah didapatkannya. “Karena tanpa itu semua tidak akan ada Alibaba,” ucap dia sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Sukses Daily, Sabtu (21/5/2022) malam.

Kata dia, dalam 18 tahun terakhir, setiap hari timnya membuat kesalahan, juga saban hari mereka ditolak. Ia pun berpikir bahwa penolakan orang lain sangat alami selama dirinya membangun Alibaba.

“Mengapa orang lain harus membantumu? Kamu harus membuktikan dirimu sendiri dahulu, barulah orang-orang akan membantumu,” tegasnya.

Ia menyebutkan, Alibaba tak dibuat hari ini. Perusahaan tersebut dibentuk 18 tahun lalu di apartemennya. Dia dan timnya adalah orang-orang yang percaya bahwa menggunakan internet bisa memberdayakan orang lain.

Mereka juga meyakini bahwa penggunaan internet bisa membantu kaum muda, usaha kecil, dan wanita, sehingga mereka memiliki masa depan yang lebih baik.

“Saat ini ada banyak buku-buku tentang kami. Saya tidak membaca buku-buku ini. Karana saya kira buku-buku ini bukanlah tentang kami,” ucapnya.

“Orang suka melihat kisah-kisah sukses. Tetapi sebagian besar kisah sukses, mereka berhasil karena kesalahan-kesalahannya,” lanjut Ma.

Dia pun mendorong para pemuda dan pengusaha untuk belajar dari kesalahan. Bukan belajar dari kisah sukses.

Kata Ma, kesuksesan yang terlihat di publik tak sepenuhnya menunjukkan sesuatu yang ada di belakangnya, yang tak diketahui oleh kebanyakan orang.

“Tetapi jika kamu belajar dari kesalahan, jika kamu belajar terutama dari studi kasus kegagalan, itu akan membantumu,” imbuhnya.

“Apa yang ingin saya katakan ini bukan tentang kamu belajar dari kesalahan saya dan menghindarinya. Kami akan mempelajari sikap terhadap kesalahan-kesalahan ini, dan tidak pernah menyerah, berjuang lagi,” lanjutnya.

Dia mengatakan, penolakan dan pengabaian memang menyakitkan. Hal ini pernah dirasakannya saat mencari investor dengan cara berkeliling dunia.

“Saya berkeliling mencari kemitraan. Tidak ada yang percaya bahwa bisnis kecil dan e-commerce di China akan bekerja,” ungkapnya.

Saat Ma merasa sakit hati atas penolakan dan pengabaian tersebut, ia menonton film berjudul Forest The Gump. Dia menyukai film tersebut, terutama nasehat yang berbunyi, “Hidup itu seperti sekotak coklat, kamu tidak pernah tahu apa yang akan kamu dapatkan”.

“Jadi, tetaplah bodoh. Tetaplah bodoh untuk sebuah mimpi dan terus berjuang. Jadi, inilah yang kami lakukan sebagai wirausaha. Kami tidak pernah mengeluh,” ucap Ma.

Ketika seseorang mengeluh, maka kesempatan akan datang. Sementara jika seseorang menyelesaikan keluhan, itu adalah peluang baginya untuk sukses.

Kata dia, perbedaan perusahaan besar dan kecil bukan terkait pendapatan, melainkan impian. Perusahaan kecil memiliki impian. Sementara kebanyakan perusahaan besar, ketika mereka mencapai ukuran tertentu, mereka hanya memiliki Indikator Efektivitas Kinerja Perusahaan (Key Performance Indicator).

“Jadi, jika kamu berjuang hanya untuk kuartal berikutnya, bagaimana kamu bisa bertahan begitu dalam masa kekacauan, kamu harus percaya masa depan. Kamu harus melanjutkan masa depan. Kamu harus tetap fokus,” sarannya.

Ia sering mengatakan pada dirinya, jika seseorang ingin menangkap kelinci tersebut di lapangan yang terdapat di dalam sembilan ekor kelinci, dia tidak boleh mengubah kelinci itu. Dia harus mengubah dirinya untuk tetap fokus pada satu kelinci.

“Jika kamu punya mimpi, tetaplah pada mimpi itu. Itulah yang saya yakini,” katanya.

Alibaba didirikan 18 tahun lalu. Ma dan timnya tidak pernah mengubah impian mereka. Pihaknya percaya dengan e-commerce, internet, dan bantuan terhadap kaum muda, bisnis kecil, dan memberdayakan perempuan, sehingga mereka memiliki masa depan yang cerah.

Perbedaan Information Technology (IT) dan Data Technology (DT) adalah IT memberdayakan Anda. Sementara DT memberdayakan orang lain.

“Apabila kamu membantu orang lain, kamu membantu dirimu sendiri. Inilah yang kami yakini 18 tahun lalu. Dari 18 orang di apartemen saya,” bebernya.

“Ketika kami memiliki impian ini, saat kami memulainya, semua orang mengatakan, ‘Kalian gila! Bagaimana bisa menjalankan e-commerce? Tidak ada infrastruktur, tidak ada sistem kredit, tidak ada logistik, tidak ada ini, tidak ada itu. Bagaimana kami bisa melakukan dengan internet’,” sambungnya.

Ia pun akan menjawab, “Jika tidak ada logistik, itu bagus. Jika tidak ada sistem kredit, itu bagus. Itu sebabnya kami butuh wirausaha!”

Seseorang mungkin akan bertanya tentang rahasia kesuksesan China yang begitu cepat. Jawabannya, orang-orang China belajar sangat banyak dari pengalaman 30 tahun lalu.

“Kami belajar banyak tentang Amerika. Jika hari ini kamu pergi ke News York dan mengambil 100 orang Amerika di jalanan, berapa banyak dari mereka yang dapat berbicara lebih dari 10 kata dalam bahasa China? Sangat sedikit,” tegasnya.

“Jika kamu di Beijing atau Shanghai, kamu ambil 100 anak muda dan tanyakan, berapa banyak dari mereka yang dapat berbicara lebih dari 20 kata bahasa Inggris? Delapan puluh dari mereka! Dari situ kamu belajar, ketika kamu menghargai, ketika kamu berpikiran terbuka, ketika kamu belajar dari orang lain, kamu akan membuat kemajuan,” pungkasnya. (*)

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI

cb69ca3e-61d6-4002-8894-a924a9d8e08a

TEKNOLOGI

TERPOPULER

HIBURAN

bannera

POLITIK