SINTESANEWS.ID- Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Andi Satya Adi Saputra, mengusulkan adanya insentif tambahan bagi tenaga medis yang bersedia bertugas di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Ia menilai, minimnya tenaga kesehatan di wilayah krusial berdampak langsung pada menurunnya kualitas pelayanan masyarakat. Apalagi, Kaltim saat ini kekurangan tenaga medis hingga hampir 50 persen.
“Untuk mengatasi ketimpangan ini, rotasi dokter perlu dilakukan secara terencana dan berjangka panjang. Jika mereka bersedia bertugas di kawasan rawan, harus diberikan insentif tambahan,” kata Andi Satya, Kamis (17/4/2025).
Berdasarkan data yang dihimpun, sekitar 80 persen dokter di Kaltim hanya bertugas di kota-kota besar seperti Balikpapan, Samarinda, dan Bontang. Sementara itu, wilayah pedalaman dan terpencil masih sangat kekurangan tenaga medis.
Menurut Andi Satya, insentif tidak hanya berupa tunjangan finansial, tetapi juga dukungan fasilitas seperti tempat tinggal, transportasi, dan pelatihan berkelanjutan.
“Selain itu, implementasi teknologi informasi yang memadai bisa meningkatkan efisiensi pelayanan, memudahkan pemantauan distribusi tenaga medis, serta mempercepat penanganan kasus kesehatan,” ujarnya.
Ia menekankan, masalah kekurangan tenaga medis harus segera ditangani. Menurutnya, pembangunan di Kaltim bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang memperkuat layanan dasar, termasuk kesehatan.
“Kita harus memperbaiki sistem kesehatan di Kaltim, terutama dalam menyongsong tantangan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN),” pungkasnya. (Adv)