SINTESANEWS.ID – Anggota DPRD Kalimantan Timur dari Agusriansyah Ridwan, menyoroti pentingnya penguatan kelembagaan pariwisata berbasis masyarakat sebagai kunci pengembangan sektor wisata di daerah.
Dalam keterangannya, ia menyebut bahwa sinergi antara Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan fondasi penting untuk menciptakan pengelolaan wisata desa yang profesional dan berkelanjutan.
“Wilayah yang sudah memiliki Pokdarwis harus dibangun konsolidasi kelembagaan. Pokdarwis bisa fokus pada pelaksanaan kegiatan wisata, sementara BUMDes mengelola aspek keuangan dan aset,” ujar Agusriansyah saat ditemui di Samarinda, Sabtu (17/5/2025).
Kabupaten Berau menjadi salah satu wilayah yang menurutnya sangat potensial dalam pengembangan wisata berbasis komunitas.
Dengan pesona alam seperti Kepulauan Derawan, Danau Kakaban, hingga Labuan Cermin, Berau memiliki daya tarik wisata kelas dunia yang dapat dikembangkan lebih jauh melalui skema partisipatif.
Namun demikian, ia tak menutup mata terhadap tantangan yang masih dihadapi, seperti keterbatasan infrastruktur dasar, akses transportasi ke destinasi, hingga kapasitas kelembagaan lokal yang belum optimal.
Menurutnya, masalah-masalah ini harus direspons dengan kebijakan pembangunan yang tepat sasaran dan melibatkan aktor lokal.
“Pengembangan pariwisata tidak bisa hanya top-down. Pemerintah daerah harus memastikan ada ruang dan dukungan bagi desa untuk mengelola dan menikmati hasil dari potensi wisatanya sendiri,” tegas anggota Komisi II DPRD Kaltim tersebut.
Agusriansyah juga mendorong pemerintah untuk menyediakan insentif bagi desa-desa wisata yang berhasil menunjukkan inovasi dalam pengelolaan destinasi.
Bentuk insentif tersebut bisa berupa bantuan anggaran, pelatihan SDM, hingga promosi digital.
Ia menambahkan, penguatan kelembagaan pariwisata desa juga harus dibarengi dengan pelatihan kepemimpinan, manajemen usaha, dan kemampuan pemasaran digital agar desa mampu bersaing di tengah ketatnya industri pariwisata.
“Dengan pendekatan yang holistik dan partisipatif, kita bisa menjadikan Berau sebagai destinasi wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan. Ini bukan hanya soal menarik wisatawan, tapi soal meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,” pungkasnya. (Adv)