SINTESANEWS.ID- Ketimpangan pembangunan antara wilayah kota dan pedalaman kembali disorot. Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Yonavia, menilai minimnya infrastruktur dasar di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) menghambat kemajuan daerah dan memperdalam kesenjangan antarwilayah.
“Infrastruktur jalan yang belum memadai tak hanya memperlambat roda ekonomi, tapi juga membatasi akses masyarakat ke layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan,” kata Yonavia, Kamis (15/5/2025).
Politisi dari daerah pemilihan Kutai Barat–Mahulu ini menyebut, hingga kini masih banyak jalan penghubung antarkampung di Mahulu yang berupa tanah dan rusak parah saat musim hujan. Kondisi tersebut membuat perjalanan antarwilayah menjadi berat, bahkan memakan waktu berjam-jam untuk menjangkau pusat pelayanan publik.
“Bayangkan siswa dan tenaga medis harus melintasi jalan berlumpur atau sungai hanya untuk sekolah atau bekerja. Ini tidak adil dan tidak bisa dibiarkan terus terjadi,” ujarnya.
Tak hanya soal jalan, Yonavia juga menyoroti krisis air bersih yang masih membelenggu sejumlah kampung di Mahulu. Akses layanan PDAM dinilainya belum menjangkau daerah-daerah terpencil, memaksa warga mengandalkan air sungai yang tidak layak konsumsi.
“Ketiadaan air bersih bukan hanya soal kenyamanan, tapi menyangkut kesehatan. Ancaman penyakit akibat air tercemar itu nyata,” tegasnya.
Padahal, Mahulu memiliki potensi besar di sektor sumber daya alam dan pariwisata. Namun, kata Yonavia, potensi itu belum tergarap optimal akibat infrastruktur dasar yang tertinggal jauh dibanding wilayah lain di Kalimantan Timur.
Ia menegaskan komitmennya untuk terus mendorong peningkatan anggaran infrastruktur dasar dan meminta Pemerintah Provinsi Kaltim lebih serius menyusun skala prioritas pembangunan untuk wilayah perbatasan.
“Kalau kita bicara keadilan sosial, maka Mahulu juga harus menjadi bagian dari pembangunan yang merata. Tidak cukup hanya jadi penyangga, tapi harus ikut tumbuh,” pungkasnya. (Adv)
