SINTESANEWS.ID – Kekeringan melanda Kukar, produksi pertanian terancam gagal. Para petani di Kukar mengeluhkan minimnya air yang dibutuhkan untuk mengairi lahan pertanian mereka. Akibatnya, proses penanaman di musim tanam terhambat.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik mengatakan, sudah dua minggu terakhir hujan tidak turun di Kukar. Hal ini menyebabkan pusat-pusat produksi pertanian di daerah ini kesulitan mendapatkan air.
“Kita berharap hujan segera turun, karena kalau tidak, kita akan mengalami gagal tanam dan gagal panen. Ini akan berdampak pada ketersediaan pangan di Kukar,” kata Taufik, Jum’at (23/2/2024).
Taufik menambahkan, sekitar bulan Maret nanti, Kukar akan memasuki masa panen raya. Ia berharap, kondisi cuaca bisa membaik sehingga produksi pertanian bisa normal kembali.
“Kita ingin menjadikan Kukar sebagai lumbung padi Kalimantan Timur. Tapi kalau cuacanya tidak mendukung, kita akan kesulitan mencapai target itu,” ujar Taufik.
Untuk mengatasi masalah kekeringan, Distanak bekerja sama dengan stakeholder terkait, termasuk TNI, untuk membantu para petani. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan pemanfaatan air dari parit-parit dan mengembangkan pompa irigasi air sumur bor.
“Kita juga sudah mencoba menggunakan drone untuk menyemprot tanaman dari hama. Ini lebih efektif dan hemat waktu,” tutur Taufik. (ir/ar)
