SINTESANEWS.ID – Selain mempunyai paras cantik dan rupawan, Putri Muslimah Kaltim merupakan seorang wanita yang memiliki kepribadian mulia.

“Santun dalam bertutur kata, selalu menganggap orang lain itu sama derajatnya, kecuali karena takwanya kepada Allah,” jelas Putri Muslimah Kaltim 2023, Vahra Nuraini, Senin (10/7/2023).

Mahasiswa Fakultas Agama Islam Unikarta tersebut menyebutkan bahwa ajang Putri Muslimah Kaltim bertujuan membuktikan bahwa muslimah juga bisa berkarya dan berprestasi.

Selama ini, sambung dia, putra dan putri Kukar yang paling banyak disorot publik hanya mereka yang memiliki latar belakang sebagai artis dan atlet.

“Saya ikut berpartisipasi dan ingin membuktikan bahwa putri muslimah juga bisa seperti mereka,” tegasnya.

Salah satu program kerja yang disusun dan diajukannya sebagai Putri Muslimah Kaltim adalah memberantas buta huruf Alquran di kalangan anak-anak dan para pemuda, serta menyambut Kabupaten Kukar sebagai wilayah penyanggah Ibu Kota Negara Nusantara.

Vahra mengawali program kerjanya sebelum mengikuti ajang Putri Muslimah Kaltim dengan membuka kelas Belajar Mengaji Pemuda-Pemudi (BMPI) Banyumas.

Masyarakat dinilainya sangat antusiasi mengikuti kelas tersebut. Hal itu ditunjukkan dengan keterlibatan mereka dalam kelas BMPI Banyumas.

Program tersebut berbentuk pendidikan dan pembinaan, yang dinilai masyarakat sangat bermanfaat dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

“Alhamdulillah masyarakat mau bekerja sama dengan saya. Mulai dari situ programnya. Walaupun awalnya itu susah untuk dimasukin,” ungkapnya.

Dalam ajang Putri Muslimah Kaltim, ia mengusulkan program pendidikan dan pembelajaran Alquran, yang berfokus pada penggunaan metode tilawati.

“Di Kukar telah hadir metode yang sangat luar biasa; metode tilawati di bawah naungan Tilawati Education Center,” terangnya.

Vahra mengaku akan memberikan pendidikan serta standardisasi guru Alquran menggunakan metode tilawati.

Dengan metode tersebut, Vahra ingin terbentuk guru-guru Alquran di Kaltim sebagai sumber daya manusia yang profesional dan mumpuni.

“Karena hanya guru-guru yang mumpunilah yang dapat mencetak santri-santri yang mumpuni pula,” ucapnya. (adv/mt/um)