SINTESANEWS.ID- Kunjungan Bupati Wajo, Andi Rosman, ke Kutai Kartanegara (Kukar) bukan sekadar agenda seremonial. Bagi Ketua DPRD Kukar, Ahmad Yani, momen ini menjadi peluang berharga untuk membangun kerja sama lintas daerah yang nyata dan berkelanjutan.
Pertemuan hangat yang berlangsung di Pendopo Odah Etam, Tenggarong, Rabu lalu, turut dihadiri Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, dan menjadi awal dari ikatan baru antara dua wilayah yang punya sejarah panjang dalam hubungan sosial dan kekerabatan.
Ahmad Yani menilai bahwa kolaborasi seperti ini seharusnya tidak berhenti di atas panggung silaturahmi semata. Ia menegaskan bahwa dasar hukum kerja sama antardaerah telah tersedia, tinggal bagaimana kemauan politik dan perencanaan teknis dijalankan oleh masing-masing pihak.
“Regulasinya sudah ada, jadi ini bukan hal yang sulit. Yang kita perlukan sekarang adalah langkah konkret di lapangan,” ujarnya pada Rabu (09/07/2025).
Ia menyebutkan, Kukar memiliki banyak potensi, baik dari sektor pertanian, perikanan, maupun industri olahan lokal. Semua itu bisa ditawarkan kepada Wajo yang juga memiliki karakteristik dan kebutuhan pasar yang berbeda.
Begitu pula sebaliknya, potensi sumber daya dan komoditas dari Kabupaten Wajo yang belum dimiliki Kukar bisa dihadirkan untuk memperkaya pilihan ekonomi lokal. Kolaborasi ini diyakini mampu menciptakan rantai ekonomi baru yang menguntungkan kedua belah pihak.
“Kita bisa saling mengisi kekosongan. Produk kita bisa masuk ke pasar mereka, dan produk mereka bisa memperkaya Kukar. Ini kerja sama yang saling menguntungkan,” jelas Yani.
Namun lebih dari itu, ia mengingatkan bahwa hubungan semacam ini tak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan antarmasyarakat. Menurutnya, semangat kebersamaan dan keterbukaan budaya harus terus dijaga.
“Silaturahmi seperti ini penting untuk mempererat jalinan sosial. Kita bisa belajar dari nilai-nilai budaya mereka, dan mereka pun bisa mengenal kita lebih dekat,” imbuhnya.
Ahmad Yani juga menegaskan bahwa DPRD Kukar siap mengawal proses ini, baik dari sisi regulasi maupun alokasi anggaran. Ia berharap komunikasi yang sudah dibangun bisa berkembang menjadi program-program konkret yang mendukung kemajuan bersama.
“Jangan berhenti sebagai acara temu kangen. Kita ingin ada hasil nyata, ada kesepakatan program, dan ada dampak langsung bagi masyarakat,” tegasnya.
Ia optimistis bahwa Kukar dan Wajo bisa menjadi contoh bagi sinergi antarwilayah di tingkat nasional. Kolaborasi seperti ini, menurutnya, adalah bentuk nyata dari semangat otonomi daerah yang inklusif dan produktif.
“Ini bukan yang pertama dan harusnya bukan yang terakhir. Semangatnya adalah kerja sama yang terus tumbuh, memberi manfaat, dan memperkuat persaudaraan antardaerah,” pungkas Ahmad Yani. (Adv/fi)
































