Home » Advertorial » DPRD Kaltim » Kaltim Krisis Tenaga Medis, DPRD Dorong Kerja Sama dan Beasiswa Daerah

Kaltim Krisis Tenaga Medis, DPRD Dorong Kerja Sama dan Beasiswa Daerah

Kamis,17 April 2025 05:58WIB

Bagikan : Array

SINTESANEWS.ID- Kalimantan Timur menghadapi krisis kekurangan tenaga medis hingga 50 persen dari kebutuhan ideal. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menyebutkan bahwa saat ini provinsi ini membutuhkan sekitar 4.000 dokter, namun baru tersedia sekitar 2.000 orang.

“Dengan ideal satu dokter menangani seribu pasien, kita masih sangat jauh dari cukup,” ujarnya saat diwawancarai pada Rabu, 16 April 2025.

Untuk mengatasi hal ini, Andi Satya mendorong pemerintah mengambil langkah cepat melalui kerja sama jangka pendek dengan universitas besar di luar Kalimantan Timur agar dapat mendistribusikan lulusan tenaga medis ke daerah-daerah terpencil.

“Universitas dari luar bisa bantu suplai sementara. Ini solusi cepat untuk daerah-daerah yang benar-benar darurat,” katanya.

Sementara untuk jangka panjang, ia mengusulkan agar Pemprov Kaltim menyediakan beasiswa khusus bagi putra-putri daerah agar bisa menempuh pendidikan di bidang kesehatan, lalu kembali mengabdi di daerah asal—terutama di kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

“Dibiayai sejak pendidikan dengan komitmen kembali mengabdi di daerahnya. Ini strategi investasi jangka panjang untuk menutup kekosongan tenaga medis,” paparnya.

Andi yang juga seorang dokter ini menyoroti pentingnya digitalisasi layanan kesehatan, terlebih dengan adanya program WiFi gratis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, telemedisin harus dioptimalkan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses secara fisik.

“Program dari Kementerian Kesehatan seperti telemedisin harus dioptimalkan. Internet sudah ada, tinggal dimaksimalkan penggunaannya untuk pelayanan,” tegasnya.

Terkait pelaksanaan program Gratispol (layanan kesehatan gratis berbasis digital), Andi menilai program tersebut masih menemui kendala, khususnya di daerah seperti Mahakam Ulu dan Kutai Barat yang memiliki akses terbatas.

“Di kota besar tidak terlalu bermasalah, tapi di daerah seperti Mahulu dan Kubar, masyarakat sangat terdampak karena keterbatasan akses,” pungkasnya. (Adv)

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI

WhatsApp Image 2025-03-03 at 10.30.26

TEKNOLOGI

TERPOPULER

HIBURAN

bannera

POLITIK