SINTESANEWS.ID – Aktivitas truk kontainer bermuatan besar yang terus melintasi Jalan Jakarta, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, kembali menuai sorotan. Jalan yang berada di tengah kawasan padat permukiman itu dinilai tak lagi aman bagi warga, terutama pejalan kaki dan pengendara roda dua.
Kondisi ini memicu keresahan warga yang merasa terancam oleh lalu lalang kendaraan berat yang tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga membahayakan keselamatan. Tak sedikit warga mengeluhkan getaran hebat, debu, hingga potensi kecelakaan yang meningkat drastis.
Sorotan juga datang dari anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Subandi, yang mendesak pemerintah untuk segera mengalihkan arus truk kontainer ke jalur alternatif seperti Ring Road dan Jalan M Said yang lebih layak secara fungsi.
“Permukiman bukan tempat yang layak untuk lalu lintas truk kontainer. Ring Road seharusnya difungsikan optimal sebagai jalur utama kendaraan berat,” tegas Subandi saat ditemui Rabu (28/5/2025).
Ia menilai, selain menyebabkan kerusakan jalan, truk-truk besar ini juga memperparah kepadatan lalu lintas di area yang sejatinya didesain untuk kendaraan ringan dan akses warga lokal. Ketika kendaraan besar beroperasi di jalan sempit yang penuh aktivitas masyarakat, risiko kecelakaan lalu lintas pun meningkat.
“Kalau kita biarkan terus, bukan hanya infrastruktur yang rusak. Tapi nyawa warga bisa jadi taruhannya. Ini harus dihentikan,” tambahnya.
Subandi mendorong pemerintah kota dan pihak terkait untuk segera menyusun regulasi yang membatasi akses kendaraan berat di kawasan pemukiman. Menurutnya, perlu ada ketegasan dalam pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran jalur lalu lintas.
Selain itu, ia mengusulkan agar rambu-rambu lalu lintas, CCTV pengawas, serta pos pengendalian transportasi ditambah di sejumlah titik rawan. Hal ini penting agar kendaraan berat tidak lagi leluasa memasuki kawasan yang seharusnya steril dari aktivitas industri.
“Penegakan aturan harus dibarengi dengan fasilitas pengawasan. Kalau tidak, himbauan hanya jadi angin lalu,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah warga Loa Bakung berharap ada kejelasan dari pemerintah. Mereka mengaku khawatir setiap kali anak-anak keluar rumah, terutama saat jam berangkat dan pulang sekolah. “Kami takut sekali kalau ada truk lewat pas anak-anak jalan kaki. Pernah nyaris tertabrak,” kata Lili (36), salah satu warga.
Di sisi lain, aktivis lingkungan dan tata kota juga menyuarakan hal serupa. Mereka menilai kehadiran truk berat di lingkungan padat penduduk adalah bentuk ketidakadilan tata ruang dan minimnya perlindungan negara terhadap keselamatan warga.
“Kebijakan transportasi tidak boleh hanya berpihak pada efisiensi logistik. Harus memprioritaskan keselamatan manusia,” kata Nurul Hidayah, pengamat tata kota dari Samarinda Urban Watch.
DPRD Kaltim menyatakan akan membawa isu ini ke forum pembahasan lintas sektor antara pemerintah provinsi, kota, dan pelaku usaha. Harapannya, solusi jangka pendek dan panjang bisa segera dirumuskan agar permasalahan tak berulang.
“Kami tidak ingin ada korban baru hanya karena pemerintah abai mengatur jalur angkutan. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” tutup Subandi.(Adv)
































