SINTESANEWS.ID – Angka stunting di Indonesia masih tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2018 angka stunting mencapai 30,8 persen. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, termasuk di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kukar, Bambang Arwanto, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan penurunan angka stunting di Kukar menjadi 14 persen di tahun 2024. Ia mengungkapkan hal ini dalam sambutannya pada acara peringatan Hari Ibu Nasional di Gedung Serbaguna Kantor Bupati, Selasa (19/12/2023).

“Angka stunting yang tinggi ini berdampak pada kualitas sumber daya manusia kita. Tahun 2045 Indonesia akan memasuki surplus demografi, di mana generasi Z yang ada sekarang ini akan menjadi usia produktif dengan jumlah 70 persen. Jika angka stunting tidak ditanggulangi dari sekarang, Indonesia akan mengalami kerugian sebesar Rp 300 triliun per tahun,” kata Bambang.

Bambang menekankan bahwa peran ibu sangat penting dalam mencegah dan menurunkan angka stunting.

Ia mengajak para ibu untuk memberikan asupan gizi yang baik bagi anak-anak mereka, serta mengikuti program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti pemberian makanan tambahan, imunisasi, dan pemeriksaan kesehatan.

“Jadi tugas ibu-ibu sebagai tiangnya rumah tangga ini sangatlah besar dalam memberantas stunting di Indonesia. Saya berharap ibu-ibu di Kukar dapat menjadi contoh bagi ibu-ibu di daerah lain,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bambang juga mengapresiasi peran perempuan dalam pembangunan Kukar. Ia mengatakan bahwa peringatan Hari Ibu Nasional ini merupakan momentum untuk memberikan penghargaan dan pengakuan atas eksistensi perempuan dalam berbagai sektor.

“Peringatan hari perempuan ke-95 tahun 2023 ini akan menjadi tonggak sejarah baru bagi perjalanan perempuan dalam kontribusi memajukan kehidupan bangsa. Saya mengajak kaum perempuan untuk meningkatkan semangat juang dalam membangun Kukar,” tutupnya.(In)