SINTESANEWS.ID – Di tengah gempuran modernisasi, masyarakat Desa Kedang Ipil di Kecamatan Kota Bangun Darat tetap setia menjaga tradisi leluhur mereka. Salah satu yang mencolok adalah pelaksanaan tradisi “Nutuk Beham” atau menumbuk padi secara adat, yang terus dilestarikan setiap tahunnya.
Tradisi ini menjadi sorotan dan mendapat apresiasi dari Anggota DPRD Kukar, Sri Muryani, saat berbicara dalam pertemuan dengan tokoh adat Kutai Kartanegara, Senin (19/5/2025).
“Saya bangga dan tersentuh melihat bagaimana tradisi Nutuk Beham ini masih dijalankan. Ini bukan hanya simbol adat, tapi juga bagian dari budaya pangan lokal yang harus dipertahankan,” ujarnya.
Sri Muryani menyebut, pelestarian budaya tidak hanya berbicara tentang tari-tarian atau festival, tetapi juga menyentuh aspek kehidupan sehari-hari yang sarat makna, seperti kebiasaan menumbuk padi yang mencerminkan nilai kerja sama, kesabaran, dan penghormatan terhadap hasil bumi.
Lebih dari itu, ia menilai desa-desa seperti Kedang Ipil bisa menjadi rujukan bagi kawasan lain dalam menjaga kelangsungan budaya.
“Tradisi ini bukan sekadar kegiatan musiman. Ini adalah bentuk nyata dari upaya menjaga jati diri dan menghormati warisan nenek moyang,” tambahnya.
Sebagai anggota legislatif, Sri Muryani berkomitmen mendorong regulasi yang berpihak pada komunitas adat dan pelestarian kebudayaan lokal, termasuk perlunya dukungan dalam bentuk fasilitas dan program yang mendukung pertanian tradisional.
“Kalau adat mereka butuh menanam padi sebagai bagian dari ritual dan kehidupan sehari-hari, maka kita harus perjuangkan juga lahannya. Karena budaya tidak bisa dilepaskan dari konteks lingkungannya,” jelasnya. (Adv/fi)