Home » Kolom » Gelombang Besar Kemarahan Dunia setelah Zionis Israel Membunuh Shireen Abu Akleh

Gelombang Besar Kemarahan Dunia setelah Zionis Israel Membunuh Shireen Abu Akleh

Senin,16 Mei 2022 05:57WIB

Bagikan :

Oleh: Felix Irianto Winardi*

Gereja disesaki ratusan pelayat penuh duka. Jutaan orang berduka. Rakyat Palestina serentak ke luar rumah dan turun ke jalan terhanyut dalam duka mendalam atas kematian tragis putri kandung Palestina, Shireen Abu Akleh. Seruan takbir pun mengiringi kepergian Sang Putri menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Abu Akleh menghembuskan nafas terakhirnya tepat saat menjalankan tugasnya sebagai insan pers dan terutama sebagai manusia dengan kemanusiaannya. Shireen meninggal sebagai manusia dan jurnalis paripurna.

Puluhan juta orang tersengat berita pembunuhan keji terhadap Shireen. Masyarakat internasional semakin terhenyak dengan serangan brutal terhadap pelayat-pelayat pengantar jenazah Shireen. Para pelayat dipukuli dengan tongkat, ditendang dan dilempari bom asap. Dunia seakan berhenti berputar karena duka mendalam. Jutaan mata tak berkedip melihat kengerian dan kekejaman. Bagaimana mungkin mereka menyerang yang berduka? Bagaimana bisa mereka berusaha menjatuhkan peti jenazah dengan menendang dan memukul para pemanggul peti? Apa yang terjadi dengan hati nurani manusia? Di mana rasa kemanusiaan?

Ratusan juta nafas tertahan sejenak menjadi saksi kekejaman perilaku sekelompok manusia tanpa adab. Dunia memang terhenyak tak percaya. Tetapi shireen-efect lebih besar justru menyergap para pembunuhnya dan semua yang bertanggung-jawab langsung atas pembunuhan itu. Para petinggi Israel terkesima, terpana dan tak mengira sama-sekali akan dampak sosial-psikologis atas pembunuhan keji ini. Mereka tertekan berat.

Untuk mengatasi tekanan itu mereka segera merekayasa jawaban-jawaban “asal batuk” tanpa dasar data apalagi fakta. Jawaban khas dari orang-orang yang merasa bersalah untuk menghindar dari tanggung-jawab. Celakanya jawaban para pembunuh itu justru semakin memojokkan diri mereka sendiri. Jawaban “asal batuk” itu justru semakin mengungkapkan jati diri mereka dengan segala borok menahun yang menjijikkan.

Israel rupanya tidak menduga dampak kematian sang jurnalis cantik menimbulkan kemarahan di seluruh dunia dan sekaligus juga semakin mempererat ikatan persaudaraan rakyat Palestina. Maklum Israel sudah biasa membunuh insan pers. Sudah puluhan jurnalis dan reporter dieksekusi tanpa menimbulkan gelombang besar kemarahan. Yang lalu-lalu dampaknya biasa saja. Tak ada gelombang kemarahan yang berarti. Kali ini dampak itu menjadi besar karena terakumulasinya pelecehan selama 74 tahun. Keberanian Shireen menjadi sesuatu sekali persis menjelang hari duka Nakba Day.

Idealisme berbalut semangat dan keberanian Shireen semakin memperteguh perjuangan rakyat Palestina, maka mereka berteriak “We won’t forget!”. Ini sekaligus juga mengingatkan pada pembunuhan keji terhadap QS, tokoh pendukung kuat perjuangan rakyat Palestina, atas perintah presiden AS, pendukung utama Zionis-Israel.

Tetapi Israel kiranya akan membusungkan dada dan sombong menantang, “So what?” Toh selama puluhan tahun dunia tak berkutik! Apakah kini bisa melakukan sesuatu?
Mengharapkan Israel berhenti merampas, mengusir dan membunuhi rakyat Palestina, (hampir) mustahil. Selama AS dan Barat mendukung Israel tanpa reserve, Israel akan terus bahkan meningkatkan serangan teror ke rakyat Palestina.

Maka perlu memotong jalur logistik ke Israel. Untuk itu, jika memang serius mendukung perjuangan rakyat Palestina, negara-negara non-Barat perlu mulai mengurangi dan membatasi hubungan dengan Barat. Yang mendukung perjuangan rakyat Palestina pun bisa memberi kontribusi nyata. Yang paling mungkin adalah dengan mengurangi sebisa mungkin konsumsi produk-produk dari perusahaan yang dimiliki oleh Barat. Dengan menggunakan produk dalam negeri, berarti mengurangi aliran rupiah ke kantong-kantong Barat.

Dengan kata lain mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan, pada dasarnya adalah perjuangan semua negara untuk melepaskan diri dari jerat kapitalisme-liberal yang semakin lama semakin ganas menghisap darah masing-masing dengan beragam cara dan modus. (*Pendeta yang juga pengamat politik Timur Tengah)

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI

cb69ca3e-61d6-4002-8894-a924a9d8e08a

TEKNOLOGI

TERPOPULER

HIBURAN

bannera

POLITIK