SINTESANEWS.ID — Wakil Ketua III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Yenni Eviliana, menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan memastikan suara kaum perempuan semakin kuat dan terwakili dalam dunia politik.
Menurutnya, peran perempuan dalam proses pengambilan keputusan tidak bisa lagi dianggap pelengkap, melainkan bagian penting dari pembangunan daerah yang berkeadilan.
“Keberadaan saya di sini adalah untuk mendorong perubahan positif, menjadi suara bagi yang tidak terdengar, dan memastikan isu-isu yang dihadapi perempuan diperhatikan dan ditangani dengan serius,” ujar Yenni saat ditemui usai rapat koordinasi lintas komisi di DPRD Kaltim, Senin (26/5/2025).
Yenni menyadari bahwa perempuan masih menghadapi banyak tantangan dalam memasuki dunia politik, mulai dari stereotip, minimnya akses terhadap dukungan politik, hingga beban ganda dalam kehidupan keluarga. Meski begitu, ia yakin dengan usaha kolektif dan kolaborasi yang solid, kesetaraan dalam politik bisa dicapai.
Ia menekankan pentingnya membangun sistem politik yang ramah gender, baik di tingkat partai maupun lembaga legislatif, agar lebih banyak perempuan merasa percaya diri untuk terlibat aktif dan mencalonkan diri dalam pemilu.
“Kita butuh kebijakan afirmatif yang bukan hanya formalitas, tapi juga benar-benar diterapkan dalam rekrutmen politik, pengambilan keputusan, dan alokasi anggaran,” katanya.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, keterlibatan perempuan dalam politik memberikan perspektif berbeda dalam melihat permasalahan publik, terutama yang menyentuh langsung kebutuhan kelompok rentan seperti ibu rumah tangga, anak-anak, dan perempuan pekerja.
Yenni menambahkan, keberadaan perempuan dalam posisi strategis juga dapat mendorong lahirnya kebijakan yang lebih inklusif dan responsif, seperti perlindungan tenaga kerja perempuan, penanganan kekerasan dalam rumah tangga, akses kesehatan reproduksi, dan pemberdayaan ekonomi perempuan.
“Semakin banyak perempuan yang masuk ke dunia politik, semakin besar peluang kita menciptakan kebijakan yang adil dan merata. Bukan hanya untuk perempuan, tapi untuk masyarakat secara keseluruhan,” ungkapnya.
Ia pun mengajak perempuan muda di Kaltim untuk tidak ragu terjun ke dunia publik. Dengan pendidikan, pengalaman organisasi, dan semangat kolaborasi, menurutnya perempuan bisa menjadi agen perubahan yang berani dan berdampak luas.(Adv)