SINTESANEWS.ID – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar bekerja sama dengan PT. MHU untuk mengembangkan produksi kakao di Kukar melalui program Rumah Cokelat.
Program ini telah berjalan sejak tahun 2023 dan terus memberikan bantuan kepada para petani kakao.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik mengatakan bahwa program Rumah Cokelat bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi dan budidaya tanaman kakao, serta memberikan fasilitas pasca panen kepada para petani.
Ia mengatakan bahwa program ini merupakan bentuk kolaborasi antara Distanak dengan para stakeholder, terutama PT. MHU yang telah memberikan dukungan baik berupa peralatan maupun bimbingan.
“Kami bersyukur bahwa program ini berjalan dengan baik dan mendapat respon positif dari para petani kakao di Kukar. Kami juga terus berkoordinasi dengan para stakeholder untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai dengan harapan,” kata Taufik pada Jum’at (23/2/2024).
Salah satu desa yang mendapat manfaat dari program Rumah Cokelat adalah Desa Lung Anai, Kecamatan Loa Kulu.
Di desa ini, terdapat pusat budidaya kakao yang memiliki potensi cukup besar.
Taufik mengatakan bahwa ia bersama Bupati Kukar telah mengunjungi desa tersebut dan melihat kondisi tanaman kakao di sana.
“Kami melihat bahwa lokasi budidayanya cukup jauh dari desa, sehingga masih membutuhkan bantuan lebih lanjut dari kami. Kami juga melihat bahwa ada beberapa masalah yang perlu kami atasi, seperti hama dan pemeliharaan tanaman,” ujarnya.
Untuk itu, Taufik mengatakan bahwa ia telah mendapat perintah dari Bupati untuk menyiapkan tenaga ahli yang akan mendampingi para petani dalam proses budidaya.
Tenaga ahli tersebut, kata Taufik akan memberikan arahan dan solusi kepada para petani agar tanaman kakao mereka bisa tumbuh dengan baik dan menghasilkan cokelat berkualitas.
“Kami sudah melakukan rapat internal untuk menyiapkan tenaga ahli tersebut. Kami berharap agar mereka bisa segera turun ke lapangan dan membantu para petani,” ucapnya.
Taufik menambahkan bahwa selain di Desa Lung Anai, lokasi budidaya tanaman kakao juga ada di Jonggon Desa, Loa Kulu dan di Kota Bangun. Ia mengaku akan terus mendorong perkembangan kakao di tempat-tempat tersebut.
“Kalau di Lung Anai itu lahan potensialnya menurut pendataan awal kita sekitar 300 hektare dan yang fungsional masih 120 hektare. Kami akan terus mengoptimalkan lahan tersebut dan juga mencari lahan baru yang cocok untuk tanaman kakao,” tuturnya.
Sementara itu, untuk potensi pasar, Taufik mengatakan bahwa targetnya masih di pasar nasional. Ia mengaku ada mitra dari Bali yang berminat untuk membeli cokelat dari Desa Lung Anai, namun permintaan mereka yang tinggi belum bisa terpenuhi oleh para petani.
“Untuk pasar di daerah Kaltim sendiri, hasil produksi cokelat dari Desa Lung Anai sudah kami distribusikan ke Samarinda, khususnya di Pasar Segiri. Kami berharap agar produksi cokelat di Kukar bisa terus meningkat dengan sistem pasca panen yang baik,” tandasnya. (ir/ar)