SINTESANEWS.ID – Dalam rangka memperingati Milad ke-78, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kukar menggelar diskusi dan buka puasa bersama di Teracce Kafe, Tenggarong, Kamis (20/3/2025).
Acara yang dihadiri sekitar 100 kader dan alumni HMI lintas generasi ini mengusung tema Revitalisasi Peran Perkaderan HMI sebagai Pilar Kemajuan Kabupaten Kukar.
Menurut Ketua HMI Cabang Kukar, Zulhansyah, kegiatan ini merupakan momen refleksi bagi kader dan alumni HMI dalam memperkuat sistem perkaderan yang selama ini menjadi fondasi utama organisasi.
Ia menilai silaturahmi antara HMI dan KAHMI ini merupakan kesempatan untuk membangun kembali semangat perkaderan di tubuh HMI.
Ia juga menyoroti masih banyaknya kader yang direkrut namun belum memahami esensi perkaderan di HMI. Karena itu, Zulhansyah mengajak seluruh pengurus cabang dan komisariat untuk bersama-sama mendidik kader yang tidak hanya aktif, tetapi juga memiliki pemahaman yang kuat tentang tujuan organisasi.
“Banyak kader kita yang direkrut tapi masih banyak yang belum mengenal esensi perkaderan. Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi awal kemajuan perkaderan kita. Sebagai langkah untuk membangun peran HMI yang lebih baik ke depan,” ujar Zulhansyah.
Dalam kesempatan yang sama, Presidium Majelis Daerah KAHMI Kukar, Sarkowi V Zahry turut memberikan pandangan terkait pentingnya evaluasi sistem perkaderan.
Menurutnya, HMI tidak boleh terjebak dalam kegiatan yang hanya bersifat seremonial tanpa memperhatikan output, outcome, dan dampak jangka panjangnya.
“Kita harus mengevaluasi perkaderan, melihat data kader yang telah mengikuti basic training. Berapa lama mereka aktif setelah itu? Apakah mereka tetap berkontribusi atau justru menghilang? Semua ini harus berbasis data agar kita tahu langkah apa yang harus diambil ke depan,” jelas Sarkowi.
Sarkowi bilang, ke depan HMI harus terus memperkuat tradisi perkaderan dan memastikan kader yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, baik secara akademis maupun organisatoris.
Selain itu, Sarkowi juga menyoroti pentingnya promosi HMI agar tetap dikenal di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas.
“Jangan merasa HMI sudah besar sehingga tidak perlu lagi dipromosikan. Justru kita harus terus memperkenalkan HMI agar semakin banyak mahasiswa yang tertarik dan bergabung,” ujarnya.
Sebagai solusi, Sarkowi mendorong adanya kolaborasi antara HMI dan KAHMI dalam merancang program perkaderan.
Menurutnya, sinergi antara kader aktif dan alumni dapat menjadi solusi dalam memperkuat organisasi hijau hitam tersebut.
“Ke depan, harus ada kolaborasi antara HMI dan KAHMI dalam menyusun kegiatan. Kalau ada kita bisa memastikan kader yang lahir dari sistem perkaderan HMI memiliki kontribusi,” pungkasnya. (ar)