SINTESANEWS.ID – Ketua Generasi Muda Kutai Kartanegara (GEMA Kukar), Ihwan, mengungkapkan kekecewaannya terhadap manajemen PT. Ramai Jaya Abadi (RJA) yang tidak menghadiri mediasi kedua yang difasilitasi Pemerintah Kecamatan Muara Badak.
Mediasi tersebut bertujuan mencari solusi terkait polemik antara PT. RJA dan pengusaha transportasi lokal di Muara Badak, Muara Jawa, serta Samboja.
“Kami mempertanyakan keseriusan PT. RJA dalam menyelesaikan permasalahan ini. Ketidakhadirannya ini menunjukkan mereka menganggap sepele upaya pemerintah,” tegasnya.
“Apakah pihak PT. RJA menganggap bahwa mediasi ini tidak penting? Dan atau PT. RJA memang tidak ingin mengakomodir para pengusaha transportasi lokal ini?,” tanya Ihwan.
GEMA Kukar pun mendesak PT. PHSS, selaku pemilik proyek, untuk segera memfasilitasi pertemuan antara PT. RJA dan para pengusaha transportasi lokal.
Jika PT. RJA kembali absen, Ihwan menilai perlu adanya keterlibatan aparat hukum untuk mengaudit proses tender yang dimenangkan PT. RJA.
Sebelumnya, permasalahan ini bermula ketika PT. RJA memenangkan tender transportasi di PT. PHSS, menggantikan PT. Prima Armada Jaya (PAR).
Namun, PT. RJA tidak mengakomodir karyawan serta pengusaha transportasi lokal yang sebelumnya bekerja di PT. PHSS.
Hal ini memicu aksi protes yang digelar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Muara Jawa dan Samboja pada 21 Maret 2025 di area gerbang PT. PHSS.
Selain itu, Ihwan juga meminta PT. PHSS untuk tegas melarang PT. RJA menggunakan sistem subkontrak dalam perekrutan pekerja.
Ia khawatir skema tersebut akan berdampak negatif pada hak dan kesejahteraan pekerja.
“Pihak PT. PHSS harus segera turun tangan menyelesaikan permasalahan ini sebelum makin berlarut-larut dan menimbulkan keresahan di masyarakat,” pungkas Ihwan. (ar)
































