SINTESANEWS.ID – Anggota Komisi III DPRD Kutai Kartanegara (Kukar), Dedik Harianto, menyoroti ketimpangan arah pembangunan sektor ekonomi yang terlalu terfokus pada wilayah pesisir, khususnya bidang perikanan.
Menurutnya, pendekatan pembangunan juga perlu memperhatikan karakteristik geografis wilayah pegunungan.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Rapat Pembahasan Rancangan Awal RPJMD Kukar Tahun 2025–2029 yang digelar DPRD Kukar bersama Pemerintah Kabupaten Kukar, Senin (4/8/2025), di ruang rapat Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Kukar.
“Kenapa kita selalu melulu ke perikanan sih? Wah, ini nggak adil,” tegas Dedik yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) II yang didominasi wilayah pegunungan.
Ia juga menyampaikan bahwa minimnya program yang menyasar kawasan pegunungan perlu menjadi perhatian serius Pemkab Kukar.
Dedik menyebutkan, wilayah seperti dapilnya tidak memungkinkan untuk mengembangkan sektor perikanan karena kontur geografisnya yang bergunung-gunung.
Oleh sebab itu, ia mendorong pemerintah agar menghadirkan program alternatif yang sesuai, seperti sektor perkebunan dan peternakan.
“Kalau di tempat saya, gunung semua. Bantuan perikanan otomatis hampir tidak ada. Tapi kalau peternakan atau ayam petelur, itu bisa dikembangkan,” ujarnya.
Ia mengutip pandangan Anggota DPRD lainnya, Sarpin, yang sebelumnya juga mengusulkan agar perkebunan sawit dikembangkan. Namun, menurut Dedik, budidaya ayam petelur lebih cocok karena tidak memerlukan lahan luas.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kukar Ahmad Yani itu turut dihadiri oleh Sekda Kukar Sunggono dan Plt Kepala Bappeda Kukar Syarifah Vanesa Vilna.
Dedik pun menegaskan bahwa aspirasi dari wilayah pegunungan jangan lagi dianaktirikan dalam perencanaan pembangunan.
“Kami hanya ingin keseimbangan. Kalau pesisir dengan perikanan, maka pegunungan pun harus mendapat program yang pas,” pungkasnya. (Adv/fi)
































