Home » Pendidikan » “How to Build an Enterpreuneurship Environtment In Moder Activism”

“How to Build an Enterpreuneurship Environtment In Moder Activism”

Rabu,9 Oktober 2024 03:03WIB

Bagikan : Array

SINTESANEWS.ID-  How to Build an Enterpreuneurship Environtment In Moder Activism” merupakan salah satu materi Advance Training (LK3) HMI Badan Koordinasi Jawa barat yang diisi langsung oleh Narasumber luar biasa yakni kakanda M. Firaldi Akbar Z, S.MN yang saat ini menjabat sebagai BPD HIPMI Jawa Barat | Wakil Ketua Umum, 2024 – 2027 beliau menjelaskan bahwa terdapat tingkat kebutuhan menurut abraham maslow yakni 

Dalam piramida kebutuhan sebagai manusia tentunya kita harus mampu menspesifikasi kebutuhan kehidupan dalam hal ini hal yang paling mendasar adalah Fisiologis yakni kebutuhan biologis seperti sandang pangan dan kebutuhan makanan serta biologis lainnya.

Untuk itu ketika kita hanya terfokus pada kebutuhan fisiologis dan tidak selesai dalam ranah tersebut maka kita tidak akan mengalami peningkatan kualitas kehidupan sehingga perlu adanya pemaksimalan potensi diri serta mampu mengalisis diri untuk memetakan tahapan tahapan pencapaian. 

Narasumber Kakanda M. Firaldi Akbar Z, S.MN juga menjelaskan visi jika ingin mencapai sebuah goals yang jelas yakni visi : SMART (Spesific, Measurable, Attainable, Relevant, Timely), yang artinya spesifikasi, terukur,Menantang, Realistis dan berjangka waktu). 

Sebagai seorang aktivis, serta sebagai peserta dalam Advance Training ( LK III) ini saya menyadari bahwa gerakan perubahan yang kita inginkan tidak selalu bisa hanya melalui seruan atau demonstrasi.

Tuntutan untuk menciptakan dampak yang nyata dalam masyarakat memerlukan lebih dari sekadar dorongan semangat dibutuhkan strategi dan implementasi yang sistematis dan terukur.

Kemudian, kewirausahaan sosial, dalam hal ini, menjadi alat yang sangat efektif untuk mewujudkan ide-ide perubahan yang lebih konkret dan berkelanjutan.

Materi ini mengajarkan saya bahwa dalam aktivisme modern, kita tidak hanya berfokus pada isu-isu sosial, tetapi juga pada solusi praktis yang dapat berfungsi dalam jangka panjang.

Sebagai peserta yang belajar tentang kepemimpinan, saya melihat kewirausahaan sosial sebagai sarana yang dapat membawa dampak positif secara lebih luas dan berkelanjutan.

Kewirausahaan sosial membuka ruang bagi kita untuk tidak hanya merespons masalah sosial, tetapi juga menciptakan peluang-peluang baru untuk masyarakat luas.

Namun, saya juga menyadari bahwa ada berbagai tantangan yang perlu dihadapi dalam membangun lingkungan kewirausahaan sosial ini. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman dari masyarakat tentang konsep kewirausahaan sosial dan dampaknya terhadap perubahan sosial.

Selain itu, akses terhadap pendanaan, jaringan, dan teknologi juga masih menjadi hambatan besar bagi banyak aktivis untuk bisa mewujudkan ide-ide mereka dalam bentuk usaha yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, dalam proses belajar melalui LK3 ini, saya menyadari pentingnya kolaborasi antara sesama aktivis, pihak-pihak terkait, dan juga komunitas yang lebih luas. dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kewirausahaan sosial yang benar-benar memberikan dampak positif.

Dengan membangun lingkungan yang mendukung kewirausahaan, kita dapat menciptakan solusi yang lebih inovatif dan berkelanjutan dalam menghadapi masalah sosial. Aktivisme yang dipadukan dengan kewirausahaan akan menjadi kekuatan besar untuk perubahan yang lebih nyata dan berdaya guna.

Melalui pelatihan dan pembelajaran ini, saya berharap bisa membawa semangat kewirausahaan ini ke dalam gerakan-gerakan yang lebih luas dan memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan perubahan sosial yang lebih baik. Semoga generasi muda, khususnya aktivis, dapat terus mengembangkan potensi kewirausahaan sosial untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Kakanda M. Firaldi Akbar Z, S.MN juga menjelaskan bahwa dalam hidup modal utama adalah waktu, kemampuan dalam managemen waktu itu adalah hal terpenting dan strategi dalam menyelesaikan banyak hal tersebut perlu adanya pembagian atau kualifikasi yang menjadi prioritas untuk capai yakni: 

Ketuhanan.

Dalam hal ini sebagai umat muslim tentunya aspek ketuhanan adalah hal terpenting untuk diwujudkan seperti halnya ibadah dan hal lain yang berhubungan dengan ketuhanan 

Kesehatan.

Kesehatan adalah aspek yang tidak kalah penting sebab segala sesuatu yang dijalankan harus didasari dengan jiwa maupun pikiran yang sehat

Keluarga.

Keluarga adalah poin ketiga untuk sebagai prioritas perwujudan keberhasilan, contohnya meluangkan waktu untuk keluarga ditengah berbagai kesibukan

Finansial .

Memampuan finansial adalah menjadi aspek dalam mengukur keberhasilan melakukan usaha usaha secara maksimal dan masif untuk menunjang kemampuan finansial 

Karir

Karir menjadi salah satu pencapaian yakni seperti halnya tidak lelah dalam menuntut ilmu belajar meningkatkan pendidikan dan lain lain

Sosial Sosial merupakan kebermanfaatan yang harus diupayakan bermanfaat bagi banyak orang serta mampu memberi dampak dalam berkehidupan sosial. (*)

Penulis: Elisa Wulan Octavia

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI

cb69ca3e-61d6-4002-8894-a924a9d8e08a

TEKNOLOGI

TERPOPULER

HIBURAN

bannera

POLITIK