SINTESANEWS.ID — Wakil Ketua III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Yenni Eviliana, mencatat sejarah sebagai perempuan pertama dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berhasil menduduki posisi strategis di lembaga legislatif tingkat provinsi.
Ia menyebut pencapaian ini bukan sekadar kemenangan pribadi, melainkan bentuk kemajuan bagi keterwakilan perempuan di dunia politik, khususnya di Benua Etam.
“Ini bukan hanya soal jabatan. Ini adalah ruang bagi perempuan Kaltim untuk berani bermimpi dan mengambil peran. Saya ingin ini menjadi inspirasi, bukan sekadar pencapaian pribadi,” ujar Yenni saat ditemui di Gedung DPRD Kaltim, Senin (26/5/2025).
Yenni menegaskan bahwa peran perempuan dalam politik bukan lagi sebatas pelengkap atau simbol keterwakilan kuota.
Ia ingin mengubah paradigma itu dengan membuktikan bahwa perempuan mampu memimpin, mengambil keputusan, dan menghadirkan kebijakan yang berpihak pada kepentingan publik.
Sebagai kader PKB, Yenni juga mendorong agar partai dan lembaga negara lebih aktif membuka ruang bagi kader perempuan untuk maju dan berkembang.
Ia menyebut bahwa target keterwakilan perempuan sebesar 30 persen di parlemen adalah langkah realistis yang harus didukung oleh sistem politik inklusif.
“Saya ingin suatu hari nanti, ketika kita bicara tentang perempuan di politik, itu bukan hal yang luar biasa lagi, tapi hal yang biasa. Kita ingin keterwakilan yang merata, agar kebijakan juga lebih adil dan menyentuh semua lapisan,” tuturnya.
Ia pun tak menampik bahwa perjalanan menuju posisi saat ini penuh tantangan. Mulai dari stigma terhadap politisi perempuan, tekanan struktural, hingga pembuktian diri di tengah dominasi laki-laki dalam dunia politik.
Namun, menurutnya, semua itu bisa dilalui jika perempuan memiliki keberanian untuk mulai melangkah.
Yenni berharap kehadirannya di posisi strategis DPRD dapat mendorong generasi muda perempuan di Kaltim untuk tidak ragu berkiprah di ruang-ruang publik.
Ia percaya bahwa dengan dukungan keluarga, komunitas, dan partai politik, perempuan bisa menjadi agen perubahan yang kuat.
“Kalau saya bisa, maka perempuan lain juga bisa. Kita perlu saling mendukung, saling menguatkan. Bukan hanya di politik, tapi di semua bidang. Karena ketika perempuan diberi ruang, mereka tidak hanya maju sendiri, tapi membawa banyak orang bersamanya,” jelasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menyerukan pentingnya kolaborasi lintas gender dalam membangun Kaltim.
“Keadilan sosial, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan lingkungan—semua itu akan lebih lengkap jika ada perspektif perempuan di dalamnya,” tutup Yenni.(Adv)
