Home » Politik » Mancanegara » Gencatan Senjata Buktikan Koalisi Saudi Tak Serius Hentikan Perang dengan Yaman

Gencatan Senjata Buktikan Koalisi Saudi Tak Serius Hentikan Perang dengan Yaman

Senin,26 Desember 2022 02:26WIB

Bagikan : Array
Wakil PM Yaman Jalal al-Ruwaishan. (Asharollah.com)

SINTESANEWS.ID – Wakil PM Yaman Jalal al-Ruwaishan menyatakan, jika Koalisi Saudi tidak menunjukkan itikad baik untuk menghentikan agresi, mereka akan menyaksikan hal-hal yang belum pernah terjadi di semua tahap perang ini.

Menurut laporan al-Masirah, al-Ruwaishan menegaskan kesiapan Tentara Yaman untuk segala skenario. Kata dia, pasukan Yaman mampu menyerang target-target yang tidak diduga-duga oleh Koalisi Saudi. Pasukan Yaman juga siap kapan pun. Hal ini tidak terbatas pada era terancamnya Yaman saja.

“Negara-negara agresor bertanggung jawab sepenuhnya atas meningkatnya ketegangan di Kawasan yang disebabkan oleh mereka,” tegasnya.

Ia secara implisit menyinggung serangan Yaman ke fasilitas-fasilitas minyak Saudi. Dia menegaskan, Saudi tidak memiliki kondisi ideal, sementara Yaman dalam posisi geopolitiknya memiliki kemampuan untuk memengaruhi pasar energi. Karena itu, Yaman tidak akan pernah berada dalam posisi sebagai satu-satunya pihak pecundang dalam perang ini.

Al-Ruwaishan mengatakan, meski masih ada perbedaan pandangan dalam perundingan pembayaran gaji pegawai Yaman, namun sudah ada langkah sangat baik yang telah diambil terkait hal ini.

Delegasi Oman, sambung dia, berperan sebagai mediator antara Sanaa dan negara-negara agresor. Ada harapan bahwa hal ini akan terwujud. Namun tiga periode gencatan senjata yang diumumkan PBB menunjukkan bahwa negara-negara agresor tidak mempunyai niat untuk menghilangkan derita rakyat Yaman.

Dia melanjutkan, delegasi Oman membawa pesan-pesan dari negara-negara agresor terkait dengan pembayaran gaji pegawai Yaman, yang jumlahnya sekitar 1,3 juta orang. Namun dalam pandangannya, negara-negara agresor semestinya memperkenankan agar gaji 30 juta warga Yaman dibayarkan.

Negara-negara agresor, sebut dia, berusaha menjadikan isu pembayaran gaji pegawai sebagai salah satu poin yang dirundingkan, padahal ini adalah bagian dari hak bangsa Yaman.

“Kami ingin gaji semua pekerja Yaman, baik sipil maupun militer, dibayarkan dengan status mereka sebagai pegawai,” tandas al-Ruwaishan. (*)

Sumber: Liputan Islam

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI

cb69ca3e-61d6-4002-8894-a924a9d8e08a

TEKNOLOGI

TERPOPULER

HIBURAN

bannera

POLITIK