Home » Daerah » Kutai Kartanegara » Ngapeh Literasi Sejarah di Atas Sungai Mahakam Jadi Rangkaian Kegiatan Pembukaan Festival of Yupa 2025

Ngapeh Literasi Sejarah di Atas Sungai Mahakam Jadi Rangkaian Kegiatan Pembukaan Festival of Yupa 2025

Senin,17 November 2025 07:48WIB

Bagikan : Array

SINTESANEWS.ID – Perjalanan menuju Muara Kaman dengan Kapal Wisata Pesut Bontang pada Senin (17/11/2025) menjadi rangkaian awal Festival of Yupa 2025.

Di atas Kapal yang menyusuri ombak Sungai Mahakam, para penggiat literasi, budayawan, akademisi, duta wisata, duta budaya, komunitas literasi, seniman hingga awak media terlibat dalam ngapeh bertajuk Literasi Sejarah, yang membahas pentingnya memahami kembali warisan Kerajaan Mulawarman melalui Prasasti Yupa.

Kegiatan ngapeh ini merupakan bagian dari rangkaian Festival of Yupa yang diinisiasi Pemkab Kukar melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) bekerja sama dengan Disdikbud Kukar.

Kegiatan ini bagian dari langkah pemerintah untuk memperkuat proses pendaftaran Prasasti Yupa sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB) ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Rombongan ini difasilitasi menuju lokasi menggunakan Kapal Wisata Pesut Bontang dari Pelabuhan Museum Mulawarman, Tenggarong.

Plt Kepala Diarpus Kukar, Rinda Desianti, menegaskan bahwa festival ini menjadi sarana mengenalkan kembali warisan Kerajaan Kutai kepada publik.

“Kita usulkan Prasasti Yupa kepada pemerintah pusat untuk diajukan sebagai warisan dunia, memori kolektif bangsa,” ujarnya.

Malamnya festival ini dijadwalkan akam dibuka oleh Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin.

Rinda menyebut festival ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga warisan budaya, sejalan dengan visi Kukar Idaman Terbaik. “Kita ingin masyarakat semakin mencintai sejarah dan terus melestarikannya,” jelasnya.

Selama perjalanan sungai, ngapeh ini dipandu seniman dan budayawan Kutai, Dedi Nala Arung.

Dalam acara ngapeh, tiga narasumber turut berbagi ide dan pengalaman yakni Erwan Riyadi dari Gerakan Literasi Kutai, Budayawan Kutai, Awang Rifani dan Ketua Dewan Pakar Komite MKB ANRI Dr Mukhlis Paeni.

Awang Rifani dalam pemaparannya menekankan bahwa Yupa merupakan penanda peradaban tertua di Nusantara. Ia menegaskan pentingnya tradisi menulis yang sudah dilakukan nenek moyang.

“Kalau kau ingin dikenang, maka kamu harus menulis. Yupa mengajarkan bahwa menulis adalah cara menyimpan sejarah,” katanya.

Penggiat literasi Erwan Riyadi menyatakan bahwa budaya menulis di era digital masih perlu diperkuat. Menurutnya, momentum Festival Memory of Yupa mengingatkan pentingnya dokumentasi peristiwa dengan teknologi yang semakin memudahkan. “Semoga menulis menjadi tradisi yang terus hidup,” ungkapnya.

Sementara itu, Mukhlis Paeni menegaskan bahwa kekayaan budaya tak kalah berharganya dibanding sumber daya alam.

“Sumber daya alam semakin dipakai semakin habis, sementara sejarah semakin dipakai justru semakin tumbuh. Budaya jika tidak diolah akan hilang tergerus zaman,” tegasnya.

Setibanya di Pelabuhan Muara Kaman, rombongan disambut hangat oleh masyarakat dan tetua adat setempat sebagai penghormatan atas upaya pelestarian sejarah Kutai. (ar)

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI

WhatsApp Image 2025-03-03 at 10.30.26

TEKNOLOGI

TERPOPULER

HIBURAN

bannera

POLITIK