Home » Ekonomi » Ekonomi Makro » Harga Minyak Dunia Melonjak Tajam, Pengamat Sebut akan Pengaruhi Harga BBM di Indonesia

Harga Minyak Dunia Melonjak Tajam, Pengamat Sebut akan Pengaruhi Harga BBM di Indonesia

Senin,7 Maret 2022 04:19WIB

Bagikan : Array
Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro. (OG Indonesia)

Jakarta, sintesanews.id – Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro memproyeksi harga minyak mentah dunia bisa melampaui level US$ 120 per barel.

Bahkan, bukan tidak mungkin, komoditas ini menyentuh US$ 150 per barel jika kepanikan terus meluas dan masif akibat serangan militer Rusia ke Ukraina.

Pun demikian, ia mengaku sulit menebak puncak harga minyak dunia karena pasar dipengaruhi berbagai faktor. Apalagi, faktor kenaikan harga minyak dunia lebih pada psikologis atau banyak dikenal teori ekspektasi rasional.

“Dasar pengambilan keputusan bukan pada ukuran fundamental ekonomi, tetapi lebih pada faktor kepanikan dalam konteks perang,” ujarnya dilansir Antara, Senin (7/3/2022).

“Prediksi-prediksi ini sulit ditemukan justifikasinya, mengingat variabel kepanikan sulit dihitung,” lanjut Komaidi.

Kata dia, Indonesia sebagai pricetaker tidak memiliki kemampuan untuk mengintervensi harga minyak, sehingga berapa pun angka yang terbentuk harus tetap diambil. Dalam hal ini, tentunya ada risiko fiskal dan moneter terkait dengan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM).

Karenanya, ia menilai wajar PT Pertamina (Persero) menaikkan harga BBM oktan tinggi atau non-subsidi, termasuk elpiji non-subsidi. Dalam situasi seperti saat ini, Pertamina punya landasan kuat untuk menaikkan harga minyak dan gas.

Pengamat dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhy mengatakan, sebagai negara net importer, Indonesia jelas sangat dirugikan dengan kenaikan harga minyak dunia yang saat ini bertengger di atas US$ 110 per barel. Kenaikan harga minyak pasti akan membebani APBN.

“Beban APBN itu untuk memberikan kompensasi pada saat Pertamina menjual BBM di bawah harga keekonomian. Kalau tidak ada kenaikan harga BBM di dalam negeri, beban APBN makin berat,” terang dia.

Diketahui, Pertamina menaikkan harga BBM jenis pertamax turbo, pertamax dexlite, hingga pertamax dex. Kenaikan tiga jenis BBM non-subsidi itu berkisar Rp 500-Rp 1.000 per liter.

Dengan kebijakan itu, harga pertamax turbo yang Februari lalu dinaikkan dari Rp 12 ribu menjadi Rp 13.500, kini naik menjadi Rp 14.500 per liter. Pertamax dexlite yang dinaikkan dari Rp 9.500 menjadi Rp 12.150, kini naik menjadi Rp 12.950 per liter.

Sedangkan pertamax dex yang sebelumnya sudah naik dari Rp 11.050 ke Rp 13.200, kini dibanderol Rp 13.700 di Jakarta. (cnnindonesia)

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI

cb69ca3e-61d6-4002-8894-a924a9d8e08a

TEKNOLOGI

TERPOPULER

HIBURAN

bannera

POLITIK