SINTESANEWS.ID – Partai Golongan Karya (Golkar) mendorong pemilihan umum dengan sistem proporsional terbuka. Partai ini pun menginisiasikan penolakan sistem proporsional tertutup.

Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (APMG) Kaltim Nidya Listiyono mengatakan bahwa mempertahankan sistem proporsional terbuka merupakan langkah untuk menjaga kemajuan demokrasi di Indonesia.

Sebagai pengurus di daerah, ia mengaku akan menerima dan mengawal keputusan pusat tentang dukungan terhadap sistem proporsional terbuka.

“Tentu Golkar sendiri tidak ingin adanya kemunduran demokrasi di Indonesia, maka dari itu kita ikutin apa keputusan dari pusat,” ujarnya saat ditemui Gedung E DPRD Kaltim, Selasa (10/1/2023).

Listiyono berpendapat, sistem proporsional tertutup akan berdampak pada kemunduran demokrasi karena berdasarkan nomor urut, sehingga ini dinilai Ketua Komisi II DPRD Kaltim tersebut akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi Indonesia.

“Yang dikawatirkan adalah kalau sudah bicara nomor urut, saya yang dari nomor 10 saja bisa duduk. Nah, ini yang kita jaga, karena semua orang memiliki hak yang sama untuk memilik dan dipilih,” tegasnya.

Karena itu, dorongan untuk kembali pada sistem proporsional terbuka menjadi tujuan bagi pihaknya agar demokrasi bisa terus terjaga, sehingga dapat menimbulkan semangat bagi setiap generasi yang ingin berkecimpung di dunia politik.

“Kalau sistem (proporsional tertutup) ini diterapkan, maka menjadi tidak menarik untuk mengikuti kontestasi, dengan ini kita mendorong agar pemilihan bisa dengan proporsional terbuka,” pungkasnya. (rf/mb)