Home » Daerah » IKN Jadi Peluang Kaltim, Unmul dan Pengusaha Siap Kolaborasi Riset-Inovasi

IKN Jadi Peluang Kaltim, Unmul dan Pengusaha Siap Kolaborasi Riset-Inovasi

Senin,13 November 2023 07:50WIB

Bagikan : Array

SINTESANEWS.ID – Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan segera dibangun di Kaltim. Pembangunan IKN diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah tersebut.

Salah satu kunci untuk mencapai hal itu adalah kolaborasi riset dan inovasi antara dunia pendidikan dan dunia industri.

Hal ini menjadi salah satu topik pembahasan dalam seminar nasional yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman (Unmul).

Seminar yang mengangkat tema “Bertransformasi Bersama: Pengembangan Diri dan Inovasi Industri Menyambut Ibu Kota Negara Baru” berlangsung di Gedung Hexagon, FT Unmul, Sabtu (11/11/2023).

Seminar ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu dr Aulia Rahman Basri selaku penggiat ekonomi, Suwito selaku Direktur Pelayanan Dasar Otorita IKN dan Prof Tamrin Rahman selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni FT Unmul.

Dalam seminar tersebut, Aulia mengatakan bahwa kehadiran IKN menjadi momentum yang tepat bagi civitas akademika dan pengusaha Kaltim untuk menunjukkan kemampuan dan potensi mereka.

Ia menekankan pentingnya etos kerja dan informasi sebagai modal untuk bersaing di era IKN.

“Belilah masa depanmu dengan harga hari ini. Kita harus menyiapkan diri menyambut IKN,” ujar Aulia.

Ia juga mengungkapkan bahwa belum banyak pengusaha lokal yang terlibat dalam pembangunan IKN. Kebanyakan hanya sebagai penyuplai bahan baku.

Aulia pun menyarankan agar pengusaha lokal melihat peluang bisnis yang lebih besar, seperti di bidang logistik, energi ramah lingkungan, dan digitalisasi.

Salah satu contoh kolaborasi riset dan inovasi yang telah dilakukan oleh Aulia adalah dengan menggandeng peneliti dari salah satu universitas ternama di Indonesia untuk menghasilkan produk bahan bakar dari sisa tandan buah sawit.

Produk ini memiliki nilai kalori setara dengan batu bara dan telah digunakan sebagai bahan bakar di perusahaan semen ternama di Indonesia.

“Kita tanamkan mindset, kita yang menciptakan lapangan kerja di IKN,” tegas Aulia.

Sementara itu, Prof Tamrin mengatakan bahwa kehadiran IKN menjadi peluang untuk percepatan pembangunan di Kaltim.

Ia mengatakan bahwa Kaltim masih membutuhkan infrastruktur dan industri yang baik. Ia berharap agar IKN tidak hanya dibangun di Kaltim, tetapi juga Kaltim harus membangun IKN.

“Jangan sampai, IKN hanya dibangun di Kaltim. IKN harus ikut membangun Kaltim sehingga seluruh Kaltim bisa maju,” kata Tamrin.

Ia juga mengakui bahwa banyak riset di kampus yang belum bisa diaplikasikan di dunia industri.

Ia menilai bahwa perlu ada komitmen untuk mengembangkan riset-riset tersebut menjadi produk komersial.

Tamrin mencontohkan bahwa banyak riset mahasiswa maupun dosen di FT Unmul yang prospektif untuk memenuhi kebutuhan di IKN.

“Banyak penelitian kami yang belum bisa sampai jadi produk komersil. Baru sampai tahap kelima. Sementara tahap 6 sampai 8, yaitu untuk menjadi produk, itu masih belum,” ungkap Tamrin.

Ia berharap agar ada sinergi antara dunia pendidikan dan dunia usaha untuk mengatasi masalah tersebut. Ia juga mengatakan bahwa jika hasil riset menjadi hak paten, maka uang akan mengikuti.

“Kita harus berani mengambil risiko dan berinovasi. Kita harus siap bersaing di era IKN,” pungkas Tamrin.

Sementara itu, Direktur Pelayanan Dasar Otorita IKN, Suwito, menjelaskan, Unmul menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang membuat nota kesepahaman dengan OIKN.

Kemitraan ini sudah dituangkan dalam kerja sama perancangan desain pendidikan di IKN dan pelayanan kesehatan terdigitalisasi.

“Memang tidak cukup di bidang pendidikan dan kesehatan. Ke depan akan berkembang di direktorat pelayanan dan jasa,” kata Suwito.

Suwito mengklaim, di fase awal, peluang berusaha di IKN cukup tinggi. Sebagai contoh, ada 9.000 pekerja konstruksi. Ditambah pelayanan konsumsi dan jasa lainnya. Memang, untuk saat ini, banyak orang menilai pembangunan belum terasa karena masih di fase konstruksi awal.

Namun, ia meyakini, seiring dengan kemajuan pembangunan IKN, peluang usaha terlebih yang bisa diakses pengusaha lokal akan terbuka lebar.

Beberapa regulasi seperti insentif pajak bagi pengusaha yang membuka kantor di IKN akan memudahkan pengusaha terkhusus lokal menggeliat di IKN. Peluang pekerjaan akan terbuka lebar.

“Pengusaha lokal lebih mengetahui kondisi di IKN. Dengan demikian, pengusaha lokal jauh lebih mudah memberikan akses dan layanan di IKN,” katanya.

Dalam seminar, dua pemateri yakni Aulia Rahman Basri dan Suwito memberi dukungan langsung kepada mahasiswa.

Aulia memberi dukungan “stimulus berpikir” kepada para penanya dalam seminar.

Sementara Suwito membuka kesempatan bagi satu orang mahasiswa Teknik Industri Unmul yang mahir bahasa pemrograman menjadi asisten dalam pengembangan aplikasi kesehatan di IKN. (*)

6085768219885996691-min

TOPIK TERKAIT

BERITA UTAMA

REKOMENDASI

cb69ca3e-61d6-4002-8894-a924a9d8e08a

TEKNOLOGI

TERPOPULER

HIBURAN

bannera

POLITIK